Monday, February 5, 2018

Dystopia makanan pokok yang tak pernah terlewatkan.

ah apakah kau dengar suara teriakan mereka yang tertindas, apakah kau hirup udara yang penuh dengan pekatnya asap tebal ini. Dalam cerita fiksi dystopia merupakan makanan pokok yang tak pernah terlupakan. Seperti novel George orwel 1984. Atau mungkin film Brazil 1985 ini film yang emang paling luar biasa, semuanya terasa begitu aneh, mobil-mobil mini, tekonologi yang begitu ribet untuk di gunakan, sifat-sifat mereka yang begitu ignorant bebal dungu gak perdulian, bahkan ketika restoran mewah ditempat kau makan di bomb kau bahkan tak bergeming untuk melihatnya. Luar biasa, luar biasa brazil, singkat kata brazil adalah negara di mana birokrasi begitu ruwet.

Dan yang terakir tentu saja Mad max, aku dah nonton dari film yang pertama sampe yang kedua. luar biasa, yang kedua itu keren, tapi film mad max yang pertama itu begitu berkesan. Gimana rasanya menjadi orang yang menjalankan tugas sebaik-baiknya, ketika teman lo mampus di bunuh, istri anak lo di tabrak sama gang bermotor sialan. Ketika dunia mulai hancur lo masih berusaha menjadi polisi yang baek. Di akhir gak guna lo harus bawa keadilan di tangan lo sendiri mantep max mantep!

Perlu di sadari Dystopia dan post apocalyptic adalah dua sisi yang berbeda. Namun saya akan membahas Mad max dari sisi film yang pertama pada tahun 1979. Untuk pembahasan Post-apocaliytic akan di bahas di post selanjutnya.

Menurutku ada beberapa ciri Dystopia.
  • Ketidak adilan
  • Kasta
  • Korupsi
  • masih adanya peradaban
  • Bagaimana menjadi seorang manusia seutuhnya.
  • propaganda
  • penindasan

Maunya sih pas di dystopia gue yang jadi keren gini.
Ya gue tau lo pada pasti bakal teriak-teriak gini "iye lo agung-agungkan dystopia emang lo mau hidup di dunia gitu" ya jawaban gue cuma satu "takut" ya jelas siapa yang gak takut hidup di dunia gitu, tapi kalau gue hidup di dunia gitu bisa gue cuma jadi orang yang ignorant juga sama seperti semua orang. maksudku ignorant is a bliss. Pernah liat kan di film mad max itu orang-orang yang nyembah Imortan Joe, orang-orang yang nungguin airnya turun, di dunia begitu aku pasti jadi orang macam gitu.

Hidup di dunia dystopia mana mau !
Jadi pertanyaan besarnya kenapa sekarang gue malah bilang utopia itu membosankan. Well suka gak suka kehidupakan kita sekarang termasuk enak, kebanyakan orang di muka bumi ini hidup berkecukupan. Sadar tidak, mungkin kalian banyak yang tidak sadar namun ketika kita semua menikmati hobi kita entah itu menonton, membaca komik, mungkin novel, atau kalian senang main Tabletop rpg atau yang biasa di sebut DnD. Kita pasti mencari kekerasan, kita selalu mencari aksi, campuran drama aksi dan perperangan adalah hal yang banyak di temui di hobi kita. Bahkan sinetron dan drama korea gak jauh dari hal ini, bahkan perkelahian sekecil apapun kita bakal suka. Manusia menyukai konflik. Manusia menyukai hal ini.

Bayangin aja mad max tampa adegan balapan dan perkelahian kek gini apa jadinya

Kita senang melihat karakter utama menginjak-injak musuhnya, terkadang saking senangnya kita dengan villain bahkan ketika sebuah film tampa seorang villain film itu terasa begitu hambar kek sambal tapi cuma 2 biji cabe itu sambal apaan coba. Bayangkan bahkan sebuah film walaupun villainnya datar banget garing banget bahkan dia cuma jadi jahat karena butuh pemeran jahat lawak memang dunia ini.

Penjahat yang komplek adalah penjahat yang membuat kita bersimpati membuat kita memahami kenapa ia harus melakukan ini. Dunia tidak hitam dan putih selalu ada abu-abu di baliknya. Di akhir kita senang melihat pemeran utama bersinar bukan.

Hidup di kota kek gini siapa yang gak mau sih!
 Kita suka utopia kita pasti akan menyukai hidup di tempat seperti ini, namun untuk menjadi cerita fiksi apa menariknya sih dunia utopia ini. Kalau kehidupan sudah benar-benar sempurna akan mematikan perasaan seorang manusia, inovasi akan mati, inovasi terbit ketika kita sebagai manusia mencoba mengalahkan masalah kita lalu kita akan berinovasi. Manusia akan menjadi lebih lemah, lebih ketergantungan dengan teknologi, apa yang terjadi ketika mereka lepas dari teknologi pasti akan bingung, pusing, stress. Penyakit sudah hilang, untuk apa menjadi dokter bukan. Manusia sudah berkecukupan semua untuk apa berperang bukan. Semua sudah tak ada masalah sosial masalah kenegaraan untuk apa politikus bukan. Inovasi dan keperluan hidup sudah terpenuhi untuk apa jadi seorang ilmuan. Kalau bisa memilih tentu aku mau hidup di dunia seperti itu, tapi untuk fiksi mungkin tidak.
 
Akupun mau hidup di dunia seperti itu tapi konflik adalah hall yang harus ada di sebuah cerita fiksi. Tapi gini tau gak kenapa banyak sekali novel atau cerita utopia dulunya. Jawaban yang bisa ku berikan adalah American Nuclear Family.

Gee dad another hottu doggu
Ya amerika dulu benar-benar memiliki kemajuan yang cepat, majunya industri makanan, majunya industri mobil bahkan mengalahkan negara-negera eropa yang baru saja selesai perang, amerika bisa melaju cepat karena kota mereka tidak terkena dampak perang secara langsung. Kemajuan teknologi secara cepat dalam kehidupan masyarakat amerika sehari-hari membuat orang-orang begitu positif, mulai banyaknya yang memakai televisi, radio, mobil, kulkas, dan tak lupa makanan kalengan, sebelumnya tentu susah bila hendak makan makanan yang tidak di miliki di daerah terebut, tapi karena mudahnya di kalengkan tentu saja seorang ibu rumah tangga bisa membuat menu-menu baru.

Semua terasa begitu sempurna, kalau aku hidup di saat itu tentu saja aku akal berpikir, "holly shit jaman sekarang aja dah gini gimana tahun 2000 pasti ada mobil terbang!"


Bahkan para penulis fiksipun tak kalah positif, kemajuan teknologi banyak novel-novel dan majalah-majalah fiksi membayangkan betapa menarik dunia di masa depan, bagaimana ketika tangan sudah tak mampu di gunakan mereka menggantikanya dengan tangan robot. Ketika jantung tak mampu lagi bekerja maka jantung robotpun akan menggantikan. Lalu apa yang menjadi alasan kenapa amerika tidak banyak lagi mengeluarkan cerita seperti itu. Dari yang ku baca ketika dunia sudah mulai terlihat gelap. Teknologi tidak secepat itu melaju, semua mulai kembali pelan, tidak banyak teknologi yang di buat. Perang dingin bagaimana rakyat amerika merasa ketakutan akan kehancuran total dunia. Fiksipun mulai gelap, era dystopia seperti yang orwel tuliskan mulai di bahas dimana-mana bagaimana bahayanya Totaliterisme bagaimana ungkapan "BIG BROTHER IS WATCHING YOU" bila kita pernah menonton reality show big brother merekapun mengambil nama ini dari ungkapan orwel tersebut.

Mungkin ada yang berkata "tapi bukankah dystopia hanya akan membuatmu depresi" Tentu, di satu sisi akupun terkadang depresi membayangkan hidup seperti itu. Tapi di film dystopia juga terdapat harapan, selalu ada harapan bahkan ketika kau terjatuh sekalipun. Selalu terdapat perlawanan dalam Dystopia.


Semua orang memiliki batas kesabaran semuanya, kucing kalo dah kesudut di dinding juga ngeri kalo dah ngelawan. Ketika sudah melawan itu cerita dah asik-asiknya tuh. di akhir gue gak benci utopia cuma ya gitu kalo semua dah sempurna mau ngapaen lagi. Perlawanan selalu mengasikan bukan. Dystopia memerplihatkan ketidak adilan, memperlihatkan korupsi, bagaimana bila orang-orang kikir orang-orang tak memiliki moral yang memimpin kita semua.

Tapi ada satu yang tak bisa terbantahkan Dystopia mengajarkan kita untuk perduli, perduli dengan sekitar, perduli dengan orang lain, mencoba menjadi kritis. Salah satu film yang berkenang bagiku adalah Farenheit 451.

Fahrenheit four-five-one is the temperature at which book paper catches fire and starts to burn


ignorant is a bliss
ignorance empower us !

Guy montag adalah seoarng pemadam kebakaran, sebuah pekerjaan yang mulia bukan, namun tidak pemadam kebaran pekerjaan utamanya. Mungkin bahasa pemadam kebakaran tak cocok, kita pakai bahasa aslinya saja. Fireman. Begitu terasa bagaimana dunia di atur dalam film tersebut, bagaimana seseorang yang berbeda tak di perbolehkan untuk ada, rambut mu panjang maka kau akan di potong secara paksa. Membaca buku tak boleh, bahkan membaca buku kau akan di tangkap. Aku tak ingin terlalu banyak berkomentar tentang Farenheit 451 jujur saja, ada baiknya menonton atau membaca sendiri. Sebuah pengalaman yang harus kau rasakan sendiri.

Kayaknya dia emang bukan perokok, cara ngerokoknya rada lucu.
Cyberpunk juga selalu menjadikan Dystopia sebagai bahan pokok, bagaimana kehidupan di cyberpunk dengan teknologi yang berkembang pesat namun tidak menaikan standar kehidupan kita sebagai manusia. Bagaimana korporasi menguasai global, orang miskin menjadi lebih miskin. Kekerasan dimana-mana. Terdengar buruk bukan. Tapi disitulah menariknya cyberpunk. Bagaimana mereka yang mencoba melawan sistem memamfaatkan teknologi.

Kotor, penuh dengan neon, tekhnologi tinggi, Oh cyberpunk
Cyberpunk lebih memfokuskan kepada rakyat jelata, orang-orang biasa. Apakah semua cyberpunk menyedihkan dan tragis. Tentu tidak, mengejutkanya salah satu game berjudul va 11 hall a. Vallhalla ini adalah cyberpunk bartender action. Dan aku gak paham sebenarnya dimana actionnya. Ini benar-benar mengejutkan ku. Salah satu genre yang ku sukai dan di gabung dengan pekerjaan impian ku. Bartender sedari aku remaja kehidupan malam begitu membuatku terliur. Menjadi bartender adalah impian ku.

Dalam vallahala kita bermain sebagai seorang bartender, mendengarkan bagaimana para pengunjung bercerita. Didampingi musik yang beragam denger-denger sih genrenya Electropop. Ketika mereka hidup dalam kekerasan di sekitarnya beberapa orang tentu saja mencoba menghindarinya dan hidup dengan normal. Setiap karakter yang ada di game ini sangat unik. Mereka terasa begitu nyata. Bagaimana mereka bercerita kehidupan mereka sehari-hari keluhan mereka tentang kehidupan. Sedikit lucu sebenarnya aku belum pernah bertemu seperti itu, maksudku seorang bartender yang mau mendengarkan orang lain berbicara.

Biasanya di sini sih kalo mau minum bir bawa kawan dan nongkrong gini.
Ya mungkin di tempat lain bartender emang dengerin orang-orang curhat, kalo disini ya kalo gak sama temen ya minum sendiri. Harga bir di indonesia ini sebenarnya kelewat mahal. 25 ribu rupiah untuk satu kaleng, yang bener aja.

 


Oke sepertinya saya sudah membahas apa yang berada di pikiran saya, dan terima kasih kepada para pembaca untuk membaca tulisan saya. 

Goat.



No comments:

Post a Comment

Saya tidak memoderasi komentar yang akan anda berikan, anda bebas memberikan komentar yang anda kehendaki, namun gunakan kata-kata yang sopan dan pantas, And happy blogging.